Fabio Quartararo, pembalap Monster Energy Yamaha, yang saat ini tengah berada di persimpangan jalan penting dalam kariernya di MotoGP.
Ia memberikan Yamaha waktu dua musim untuk membuktikan diri dan bangkit dari keterpurukan. Jika dalam kurun waktu tersebut Yamaha gagal menunjukkan peningkatan signifikan, Quartararo tak segan untuk mencari tim lain yang lebih kompetitif. Ikuti terus informasi menarik dari kami tentang sepak bola internasional yang telah dirangkum sebagai berikut ini INDONESIA SCORE.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Penurunan Performa Yamaha dan Ultimatum Quartararo
Setelah meraih gelar juara dunia pada tahun 2021 dan menjadi runner-up pada tahun 2022, performa Yamaha mengalami penurunan drastis yang sangat memprihatinkan. Kehilangan tim satelit RNF Racing pada tahun 2023 semakin memperburuk situasi, membuat pengembangan motor menjadi lebih sulit karena kurangnya data dan umpan balik dari berbagai sumber. Fabio Quartararo, sebagai pebalap utama tim, merasa frustrasi dengan kondisi ini dan sempat mempertimbangkan untuk hengkang dari Yamaha.
Quartararo bahkan menjajaki negosiasi dengan tim lain, termasuk Aprilia Racing, sebelum akhirnya memutuskan untuk bertahan di Yamaha dengan kontrak baru yang bernilai fantastis, mencapai 20 juta euro untuk dua musim. Keputusan ini diambil setelah Yamaha menjanjikan perubahan signifikan dalam organisasi dan pengembangan motor, serta merekrut sejumlah insinyur baru untuk meningkatkan daya saing. Quartararo memberikan Yamaha waktu dua musim untuk membuktikan komitmen mereka dan menunjukkan peningkatan performa yang nyata.
Komitmen Yamaha dan Harapan Quartararo
Yamaha menunjukkan komitmen yang kuat untuk kembali ke performa terbaiknya. Mereka melakukan perubahan signifikan dalam organisasi, termasuk sistem manajemen internal yang baru, perekrutan ahli terkemuka di industri, kemitraan teknis eksternal yang baru, peningkatan anggaran pengembangan, dan program pengujian yang lebih intensif. Quartararo merasa terkesan dengan pendekatan baru Yamaha yang lebih agresif.
Ia pun menyatakan bahwa dirinya sangat termotivasi untuk membantu Yamaha kembali ke level terbaik. Namun, Quartararo juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan membuang waktu lagi jika Yamaha gagal menunjukkan hasil yang memuaskan dalam dua musim ke depan. Ia akan pergi ke tempat yang terbaik bagi dirinya.
“Saya punya dua musim bersama Yamaha, mungkin dua musim terpenting dalam karier saya,” ujar Quartararo. “Saya sangat bersemangat membantu mereka kembali ke level terbaik. Ini benar-benar menjadi motivasi besar. Namun, setelah itu, saya takkan membuang waktu lagi dan akan pergi ke tempat yang terbaik bagi saya,” lanjutnya.
Baca Juga: Rizky Ridho, Benteng Tangguh yang Membuat Patrick Kluivert Bangga
Kontrak Mahal Quartararo dan Tekanan untuk Berprestasi
Kontrak baru Fabio Quartararo dengan Yamaha menjadikannya sebagai salah satu pebalap dengan bayaran tertinggi di MotoGP. Dengan gaji pokok sekitar 12 juta euro per tahun, Quartararo menerima lebih dari dua kali lipat gaji yang diperoleh oleh Francesco Bagnaia, sang juara dunia bertahan dari tim Ducati. Nominal yang fantastis ini tentu saja membawa konsekuensi berupa ekspektasi dan tekanan yang sangat besar untuk berprestasi.
Quartararo diharapkan untuk tidak hanya sekadar bersaing di barisan depan. Tetapi juga membawa Yamaha kembali ke jalur kemenangan dan merebut kembali gelar juara dunia. Investasi besar yang telah dikeluarkan oleh Yamaha untuk mengamankan jasanya harus diimbangi dengan hasil yang sepadan di lintasan. Tekanan ini semakin meningkat mengingat performa Yamaha yang sedang menurun, sehingga Quartararo harus bekerja ekstra keras untuk mengembangkan motor dan memaksimalkan potensi yang ada.