Ruben Amorim, manajer Manchester United, membela keputusannya melakukan rotasi besar-besaran skuad dalam kekalahan 4-3 dari Brentford di Liga Premier akhir pekan lalu. Dengan menurunkan starting XI termuda dalam sejarah klub (rata-rata usia 22 tahun), Amorim menjelaskan bahwa fokus utama tim sepenuhnya pada pertandingan semifinal kedua Liga Europa melawan Athletic Bilbao. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai sepak bola menarik hari ini yang telah dirangkum oleh INDONESIA SCORE.
“Sebagai klub besar, kami memiliki tanggung jawab untuk mengelola skuad secara bijak di berbagai kompetisi,” tegas Amorim dalam konferensi pers. Kekalahan ke-16 musim ini di Liga Premier memang mengecewakan. Namun pelatih Portugal itu menegaskan bahwa persiapan untuk laga kontinental lebih penting mengingat keunggulan 3-0 dari leg pertama.
Beberapa pemain kunci seperti Bruno Fernandes dan Casemiro sengaja diistirahatkan untuk memastikan kesegaran fisik menjelang laga penting di San Mames. “Saya bangga dengan performa pemain muda yang menunjukkan karakter melawan Brentford,” tambah Amorim.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Target Tunggal Trofi Liga Europa
Dengan posisi ke-15 di Liga Premier yang sudah tidak bisa dikejar, Manchester United menempatkan seluruh energi untuk meraih trofi Liga Europa sebagai tiket otomatis ke Liga Champions musim depan. Amorim mengakui bahwa kondisi skuad saat ini belum ideal untuk bersaing di dua front sekaligus.
“Kami harus jujur mengakui bahwa tim belum siap bersaing di level tertinggi Liga Premier dan Liga Champions secara bersamaan,” ujar mantan pelatih Sporting Lisbon tersebut. “Trofi Liga Europa adalah hadiah terbaik yang bisa kami berikan untuk fans setia dalam situasi ini.”
Mason Mount, yang akhirnya mencetak gol pertamanya musim ini melawan Brentford, menyatakan: “Jika kami bisa memenangkan Liga Europa, itu akan menjadi penebusan atas performa buruk di domestik.” Kemenangan agregat atas Bilbao akan membawa United ke final pertama mereka di bawah asuhan Amorim.
Baca Juga: Akhir Penantian: Bayern Kampiun, Harry Kane Akhirnya Juara!
Evaluasi Musim dan Persiapan Masa Depan
Amorim mengakui bahwa musim 2023/2024 menjadi pembelajaran berharga bagi Manchester United. Dengan hanya meraih 45 poin dari 32 pertandingan, performa The Red Devils di Liga Premier termasuk yang terburuk dalam dekade terakhir.
“Kami harus melakukan evaluasi menyeluruh di akhir musim,” kata Amorim. “Tapi saat ini, konsentrasi penuh ada pada laga-laga sisa di Liga Europa.” Pelatih berusia 39 tahun itu juga menyinggung perlunya perekrutan pemain berkualitas untuk meningkatkan kedalaman skuad musim depan.
Beberapa pemain muda seperti Kobbie Mainoo dan Alejandro Garnacho yang tampil melawan Brentford disebut Amorim sebagai bagian penting dari proyek jangka panjang. “Mereka adalah masa depan klub, tapi kami butuh keseimbangan antara bakat muda dan pemain berpengalaman,” tambahnya.
Tekanan dan Harapan Menjelang Final
Dengan segala sumber daya yang dialokasikan untuk Liga Europa, tekanan terhadap Amorim dan skuadnya semakin besar. Manchester United terakhir kali meraih trofi Eropa pada 2017 silam (Liga Europa). Lalu para fans mengharapkan akhir musim yang spektakuler setelah kekecewaan di kompetisi domestik.
“Kami memahami ekspektasi yang besar,” akui Amorim. “Tapi inilah mengapa kami memprioritaskan laga kontinental – untuk memberi sesuatu yang istimewa bagi supporters.” Jika berhasil melaju ke final di Dublin, United akan menghadapi tim antara Marseille atau Atalanta.
Persiapan fisik dan mental menjadi kunci utama dalam sisa perjalanan musim ini. “Kami punya seminggu untuk memulihkan energi sebelum laga penting di Spanyol,” pungkas Amorim, menutup konferensi persnya dengan optimisme yang terjaga. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik indoskorupdate.com.