Thomas Tuchel telah menjalani hidup di jalur cepat sebagai salah satu pelatih elit dunia. Ia memenangkan Liga Champions bersama Chelsea, menghabiskan dua tahun menangani para superstar di Paris Saint-Germain dan memenangkan Bundesliga bersama Bayern Munich.
Ia ingin menambahkan trofi Piala Dunia sebagai pelatih kepala Inggris ke dalam daftar riwayat hidupnya yang gemilang, ia dapat melupakan jalur cepat untuk sementara waktu. Dibawah ini anda bisa melihat berbagai informasi mengenai sepak bola menarik lainnya hanya klik INDONESIA SCORE.
Thomas Tuchel dan Jalan Panjang Menuju Piala Dunia
Thomas Tuchel, seorang pelatih kelas dunia dengan segudang prestasi, kini menghadapi tantangan baru: melatih timnas Inggris menuju Piala Dunia. Setelah malang melintang di klub-klub besar Eropa, Tuchel menyadari bahwa menangani timnas Inggris membutuhkan pendekatan yang berbeda. Perjalanan menuju Piala Dunia 2026 akan terasa lambat dan penuh kesabaran, jauh berbeda dengan ritme cepat yang biasa ia jalani.
Tuchel mengakui bahwa ia perlu beradaptasi dengan sepak bola internasional. Ia harus mempersiapkan tim dalam waktu singkat, menyatukan pemain dari berbagai klub dengan ide sepak bola yang sama. Meski bukan orang yang paling sabar, Tuchel bertekad untuk belajar dan mendorong para pemainnya. Kemenangan demi kemenangan memang penting, tetapi Tuchel juga menyadari bahwa ia membutuhkan ujian yang lebih berat untuk mengukur kemampuan timnya.
Kemenangan Inggris atas tim-tim lemah di babak kualifikasi memang memberikan awal yang positif bagi Tuchel. Namun, kemenangan-kemenangan ini tidak memberikan gambaran yang jelas tentang seberapa siap Inggris menghadapi tim-tim kuat di Piala Dunia nanti. Tuchel membutuhkan pertandingan-pertandingan yang lebih kompetitif untuk menguji taktik dan strategi yang ia terapkan. Ia juga perlu melihat bagaimana para pemainnya bereaksi di bawah tekanan.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Menanti Ujian Sesungguhnya
Salah satu tantangan terbesar bagi Tuchel adalah kurangnya pertandingan kompetitif yang dihadapi Inggris sebelum Piala Dunia. Absennya Inggris di level teratas Liga Bangsa-Bangsa UEFA membuat mereka hanya berhadapan dengan tim-tim yang jauh lebih lemah di babak kualifikasi. Pertandingan persahabatan melawan Senegal pada bulan Juni mungkin bisa menjadi ujian yang baik, tetapi itu pun hanya sebatas pertandingan persahabatan di akhir musim yang panjang.
Tuchel berharap dapat mengatur pertandingan persahabatan melawan tim-tim kuat pada Maret mendatang. Pertandingan-pertandingan ini akan menjadi kesempatan baginya untuk melihat bagaimana para pemainnya beradaptasi dengan gaya bermain yang berbeda. Ia juga bisa menguji berbagai formasi dan taktik untuk menemukan formula yang paling tepat untuk timnya.
Namun, Tuchel menyadari bahwa tidak ada jaminan bahwa pertandingan persahabatan akan memberikan gambaran yang akurat tentang apa yang akan terjadi di Piala Dunia. Tekanan dan intensitas pertandingan di turnamen besar seperti Piala Dunia jauh berbeda dengan pertandingan persahabatan. Oleh karena itu, Tuchel harus pintar-pintar memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk mempersiapkan timnya sebaik mungkin.
Baca Juga: Fabio Quartararo Beri Yamaha Waktu 2 Musim untuk Bangkit
Kesabaran adalah Kunci
Tuchel mengakui bahwa kesabaran bukanlah salah satu kualitas terbaiknya. Namun, dalam pekerjaan barunya sebagai pelatih timnas Inggris, ia harus belajar untuk bersabar. Perjalanan menuju Piala Dunia masih panjang, dan Tuchel harus menerima kenyataan bahwa ia tidak bisa mengubah segalanya dalam semalam. Ia harus membangun timnya secara bertahap, selangkah demi selangkah.
Tuchel harus menunggu selama 75 hari hingga pertandingan berikutnya melawan Andorra. Sambil menunggu, ia bisa memanfaatkan waktu ini untuk menganalisis pertandingan-pertandingan sebelumnya, mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki, dan merencanakan strategi untuk pertandingan-pertandingan mendatang. Ia juga bisa berkomunikasi dengan para pemainnya, membangun hubungan yang kuat, dan menanamkan kepercayaan diri kepada mereka.
Tuchel menyadari bahwa pekerjaannya baru akan dimulai pada Juni 2026, saat Piala Dunia dimulai. Setiap pertandingan akan menjadi krusial, dan Tuchel harus memastikan bahwa timnya siap untuk menghadapi tantangan apa pun. Ia harus mampu membuat keputusan yang tepat di saat-saat genting, dan ia harus mampu memotivasi para pemainnya untuk memberikan yang terbaik.
Harapan untuk Harry Kane
Di tengah tantangan yang ada, Tuchel memiliki satu aset berharga, Harry Kane. Penyerang Bayern Munich ini adalah salah satu pemain terbaik di dunia, dan ia memiliki rekor gol yang luar biasa untuk timnas Inggris. Tuchel berharap Kane dapat terus menjadi ujung tombak timnya menuju kejayaan Piala Dunia.
Gol Kane melawan Latvia merupakan gol internasionalnya yang ke-71. Tuchel berharap pemain berusia 31 tahun itu dapat terus mencetak gol dan memimpin timnya meraih kemenangan. Kane adalah pemain yang berpengalaman, memiliki mental yang kuat, dan selalu memberikan yang terbaik untuk timnya.
Tuchel percaya bahwa dengan dukungan dari para pemain lain, Kane dapat membawa Inggris meraih kesuksesan di Piala Dunia. Namun, Tuchel juga menyadari bahwa Kane tidak bisa melakukan semuanya sendirian. Ia membutuhkan tim yang solid di sekelilingnya, tim yang mampu bermain sebagai satu kesatuan dan saling mendukung satu sama lain.Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita sepak bola terupdate lainnya hanya dengan klik indoskorupdate.com.